Rabu, 11 Februari 2015

Puisi Dan Syair 2

KENANG
***2013***

Kau terlalu indah untukku
Membelenggu setiap unsur jasadku
Memasung logika jiwaku
Dalam hempasan rasa yang bergelora

2013....
Adakah kau telah berkata jujur?
Dari tarikan benang merah benak dan qolbu...
Tentang setiap jengkal tubuhku?
Jiwaku...
Dan setiap untaian cinta kehidupanku.

2013...
Kau terlalu agung untukku
Karnaku yg sekecil debu
Yang tak sepadan denganmu
Mengejarmu aku terkulai
Maka biarlah jejakmu samar merantai
Seperti guratan dipasir pantai
Terkikis ombak mengalun
*2013*

BLS
***

 Sang Penyair

Jelaga yang kujalani telah begitu pekat
Menampar kisi-kisi hati dan jiwa
Asap hitam semakin menggumpal
Memenuhi ruang yang dulu sesegar nafas embun,

Haruskah kulahirkan kembali?
Kesegaran dimensi dalam khasanah baru
Dan mengubur jejak-jejak puisiku

AS telah begitu renta
Pena Emas telah kehabisan tinta
Bintang Selatan tekah meredup
Dan Badai pasti berlalu.
Semua harus kukubur bersama syair-syairnya

Aku ingin lahir baru
Nama baru
Dengan teman-teman baru
Di mana tak seorangpun tau
Tak ada lagi aku yg kini

.......BLS
***







Kubah Malam

Kubah malam kian menutup langit
Sulamkan mimpi yang membumbung
Mengapung diantara bintang dan laut

Sesekali masih terdengar deburannya
Lemah bersenandung...
Selemah bisikan daun-daun
Dalam takjiah matinya syair-syair

Bagaimanakah kencang biduk mendayungkan makna?
Bila tongkat dayung telah patah sebelah

Sesekali masih kulihat kerling mata bintang
Tajam menembus jantung
Lalu hilang tertawan mendung berjelaga..

Ku tertegun pada sebuah dimensi hampa,
ketika satu persatu,
lembar perlembar...
kulihat aksara-aksara yang tertata,

masih adakah nyawa di antara tulisan-tulisannya?
Begitu berat tanganku bergerak,
hingga penaku makin terdiam,

Begitu berat batin merangkak,
menarik tabir menutup semuanya,
akankah aku mampu letakkan goresan tinta pada ksejukan nurani?

Ada sehelai asa putih yang merajuk jiwa
memaksa langkah batin menjauh kebenaran hati

oleh Badai Laut Selatan

****

 Tawa Dan Tangis

Tutup pertemuan dari jenis yang berbeda
Buka bagian yang tersembunyi di dalam
Hati banyak mendapatkan kegalauan
Sementara kata-kata yang tersisa tak mampu terucapkan
dan tak meninggalkan apa-apa
kecuali pikiran yang cemas

Ketika orang masih bisa berteriak karna sakit
Ketika orang masih bisa mendesah karna sedih
dan ketika seorang penyair masih mampu menuang aksara pedih
Disitulah letak ketegaran bersemayam..,
sampai saatnya merah menjadi jingga...
dan warna keemasan yang terpendar

Jika ingin menangis,
Tangiskan tangis itu!
Tak harus malu menangiskan tangis.
karna tangis bukanlah malu..
Menangislah…
tapi jangan merasa kalah.

Jika ingin tertawa,
Tertawakan tawa itu !
Tak harus malu mentertawakan tawa.
karna tawa bukanlah malu..
Tertawalah…
Tapi jangan merasa menang.

Jika ingin menagis,
tak usah kau pikirkan tawa,
tapi jika ingin tertawa,
sejenak pikirkanlah tangismu..

Jangan pernah kau tangiskan tawamu,
dan jangan pernah kau tertawakan tangismu…
karna tangis bukanlah tawa

By BLS
****

Jalan KU

Jalan setapak yang kulewati
tak sepanjang belukar berjajar ditepi
menjerat...
menelikung sendi-sendi nurani
memasung langkah kaki
terhenti diantara kabut tak berujung

Penjuru hilang di lingkaran bertabir
ku ingin diam hingga cahaya membelah gelapnya kabut
dan bahuku bebas..
dari butiran debu kesalahan yang kian menumpuk
meski kakiku berjalan dengan cinta
meski mataku menatap sayang
meski jantungku berdebar kasih
buah tertuai tetaplah pahit
tertumpah
tersembur diantara hati.

Aku tak menginginkan apa-apa
aku tak mengharapkan apa-apa
dan aku tak punya maksud apa-apa
aku hanya ingin mengais sisa-sisa sebuah keindahan
yang mungkin masih ada

namapaknya sudah tak ada lagi kulihat
ruang yang kumasuki terbentur dinding karang
yang tajam
kadang menusuk relung dada

Aku hanya bisa berbaring dalam sepi
bermain tebak-tebak kata di hati
masih berhak kah hati ini merasa sakit?
pada kekecewaan yang mungkin tak pantas
entahlah..
Aku hanya mengikuti kata hati
ketika jarak itu makin melebar
ikatan itu masih dalam kurasakan
dan ingin mendekat
meski dihati saja

Namun ku tak ingin menghiba
dalam keterpaksaan
karna asa ku hanyalah keikhlasan







oleh: BLS
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar